Aceh Besar |wartasabang.com—Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh siswa-siswi madrasah di Kabupaten Aceh Besar. Sebanyak 19 proposal penelitian dari berbagai madrasah berhasil lolos sebagai finalis dalam ajang bergengsi Festival Madrasah Young Researchers Aceh (FEST MYRA) Tahun 2025, yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh bekerja sama dengan Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Provinsi Aceh.
Keberhasilan ini menempatkan Aceh Besar sebagai salah satu lumbung peneliti muda madrasah di Aceh. Proyek penelitian yang lolos menunjukan kedalaman isu, mulai dari ranah sosial, keagamaan, hingga sains dan teknologi. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Aceh Besar menjadi salah satu kontributor terbanyak dengan 7 proyek finalis.
Data yang dihimpun menunjukkan beragamnya topik riset yang diusung. Pada jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs), isu keagamaan diangkat melalui penelitian “Eksplorasi Pemikiran Gen Z tentang Hukum Cambuk: Studi Fenomenologis di Aceh” oleh Firyal Nabila dari MTsN 2 Aceh Besar, serta “Digitalisasi Wisata Syariah di Aceh”.
Di kategori Sains dan Teknologi, inovasi siswa Aceh Besar terlihat mencolok. Sebut saja proyek “Konversi Limbah Organik Menjadi Listrik: Modifikasi Miniatur Biobaterai Kulit Nanas Terintegrasi Qur’an Ai” yang juga datang dari MTsN 2 Aceh Besar, dan “Pemanfaatan Biji Kurma Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kopi Sehat Bebas Kafein” dari MTsS Al-Manar.
Sementara itu, pada jenjang Madrasah Aliyah (MA), para peneliti muda fokus pada isu kearifan lokal dan psikologi sosial. Madrasah Aliyah (MA) Ruhul Islam Anak Bangsa menyumbang proyek penting seperti studi “Studi Kasus Penerapan Thaharah Berdasarkan Kitab Fathul Qarib Pada Santriwati Pesantren Modern Di Aceh”. Isu sosial yang tajam juga diangkat oleh MAN 4 Aceh Besar lewat “Dominasi Maskulin Tanpa Figur Ayah: Eksplorasi Pola Pikir Patriarkis Remaja Fatherless Di Aceh Besar”.
Menanggapi capaian ini, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Besar, H. Saifuddin SE, memberikan apresiasi. Ia menyebut keberhasilan ini sebagai bukti nyata bahwa madrasah kini adalah garda terdepan dalam menghasilkan inovasi berbasis riset, tidak hanya unggul dalam pendidikan agama.
Saifuddin menegaskan bahwa prestasi ini harus menjadi pemantik semangat bagi seluruh satuan pendidikan Kemenag Aceh Besar. “Kami selalu menekankan pentingnya integritas dan inovasi dalam setiap aspek layanan dan pendidikan,” ujar Saifuddin. “Jadikanlah capaian ini sebagai ladang amal, bukan sekadar imbalan. Kami berharap para finalis dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Aceh Besar melalui hasil penelitian mereka yang unggul dan berintegritas”.
Para finalis yang lolos akan segera mengikuti Bimbingan Teknis (BIMTEK) Penulisan Hasil Penelitian. Mereka diberi waktu dari 8 Oktober hingga 13 November 2025 untuk menyelesaikan proses riset dan penulisan laporan, sebelum mempresentasikan hasil penelitian secara virtual pada 19-20 November 2025. Panggung riset kini menanti pembuktian akhir dari para peneliti muda Aceh Besar.[]










